coffee-lovers

sudah lama sekali saya mencintai kopi. apapun bentuknya, dari kopi hitam kental beraroma menyengat dengan ampas tak cantik, hingga kopi yang diimbuhi beranekaragam rasa dan disajikan dalam mug seksi yang menggoda. Berkali juga lambung saya menolak candu kopi, tapi entah pesona apa, begitu lambung saya kebal kembali, di situ juga saya mengalirinya dengan caffein cair. Candu yang luarbiasa, kepala saya menjadi enteng, hati saya senang dan matapun berbinar riang.

berbulan saya menikmati kopi saya, bersama beberapa teman. disebuah kedai kopi sederhana yang sekarangpun sudah tidak berdiri lagi. saya bertemu dia, penyuka kopi juga seperti saya. Kesederhanaan itu paket yang akhirnya mempertemukan saya dan dia. mengawali sebuah hubungan sayang, yang semoga selamanya karena di sebabkan oleh alasan simple, saling sayang dan ingin berbagi manfaat bersama. itu saja dan begitu saja.

awal keberbagian kami mungkin tidak seromantis yang saya angankan, terjadi di bulan juni di waktu senja setelah hujan, dengan aroma tanah yang menyegarkan. tapi tak apa, karena saya bersama dia justru mengawalinya di bulan Juli ( akhirnya saya mencintai bulan juli seperti juni :p ), saat sore, agak panas dan tanpa background pemandangan yang memukau dan tanpa bau eksotis nan romantis. biarkan saja…

semoga, kesederhanaan ini adalah sebuah harmoni yang memang harus di selaraskan untuk mengimbangi  mimpi-mimpi saya yang keseringan tampil urakan melebihi angan-angan. jika saja nanti kepala saya memandang terlalu tinggi pada apapun, kesederhanaan ini yang akan membuat saya kembali menunduk khidmat serta membumikan kembali ego dan isi kepala saya. dan saya percaya, saya dan dia akan kuat berjalan, semoga bersama akan saling memberi kebaikan. mungkin tidak mudah, tapi akan hebat kalau tetap bertahan.

hmm… smoga ketika dia membaca dia tersenyum dengan sederhana..

i love you without knowing how or when or from where,  i love you straightforwardly, without complexities or pride. so i love you because i know no other way than this : where i does not exist, nor you so close that your hand on my chest in my hand, so close that your eyes close as i fall asleep – pablo neruda

Tinggalkan komentar